Program Pulau Capung

(Perluasan Lahan Basah untuk meningkatkan Populasi Capung)

Dalam rangka penyediaan pakan bagi burung Gelatik jawa, maka dilakukan konversi lahan di sebelah timur kolam Konservasi dari yang semula berupa lahan tidur yang ditumbuhi semak dan rumput menjadi lahan sawah yang ditanami padi. Lahan sawah ini digarap oleh masyarakat sekitar sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat. Hasil panen padi dari lahan tersebut sepenuhnya untuk petani penggarap. Manfaat bagi perusahaan dengan adanya sawah padi ini adalah ketersediaan biji-bijian sebagai sumber pakan bagi burung Gelatik jawa.

Namun ditemukan adanya masalah dalam hal produktivitas panen padi di area tersebut. Dari kegiatan monitoring yang dilakukan ditemukan bahwa rata-rata hasil panen padi dari areal ini hanya sekitar 50 kwintal gabah per hektar. Angka ini masih cukup jauh dibawah rata-rata produksi gabah di Jawa Barat yaitu sebesar 56,8 kwintal per hektar (BPS, 2021). Hal ini karena tingginya serangan hama di area tersebut.

Upaya yang umum dilakukan dalam menekan serangan hama pada tanaman padi adalah dengan penyemprotan insektisida. Namun cara ini membawa dampak buruk dalam jangka panjang bagi kesehatan maupun bagi lingkungan hidup.

Pendekatan yang dilakukan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan – Cirebon dalam rangka penanggulangan hama tanaman adalah dengan menjaga keberadaan predator alami dari hama tersebut. Upaya yang dilakukan yaitu meningkatkan populasi Capung yang merupakan predator alami bagi hama tanaman padi. Dengan meningkatnya populasi Capung, maka serangan hama tanaman dapat ditekan sehingga hasil panen dapat meningkat.

Upaya yang dilakukan berupa pembuatan daratan-daratan kecil (Pulau Capung) di kawasan Kolam Konservasi dengan tujuan untuk meningkatkan populasi Capung di kawasan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan - Cirebon. Daratan kecil yang terbentuk di tengah kolam ini berdampak bertambahnya luasan lahan basah (area perairan dan daratan yang menjorok ke air) yang menjadi habitat bagi capung. Capung membutuhkan habitat perairan, yaitu untuk meletakkan telurnya dan hidup di air dalam fase Nimfa. Setelah melewati fase nimfa, capung muda yang rentan dari gangguan pemangsanya, membutuhkan habitat daratan yang menjorok ke air.